Tuesday, March 5, 2024

Never Forget, Mr. Tamson!

Pagi-pagi dihubungi nomor nggak dikenal. Dia mau datang ke rumah, katanya mau rembug sesuatu. Asumsiku dia kemungkinan adalah negosiator perusahaan. Tanya kapan bisa ketemu, kapan di rumah.

Mind you, kalau saya udah nungguin "rembugan" penyelesaian masalah ini 4 bulan lebih.

Saya jawab hari ini bisa, atau besok bisa. 

Saya tunggulah dari pagi sampai sore, dan... dia nggak datang. Kesalahan pertama!

Malam hari saya WA nomor itu, baru respon mungkin dini hari, katanya baru keluar diner, HP nya ditinggal di hotel. Dan dia nggak ada bilang kapan pastinya mau datang ke rumah. Kesalahan Kedua!

Besoknya saya nggak mau repot nungguin lagi, karena ternyata belum fix kapan ke rumah.

Beberapa hari kemudian, sore-sore, orang ini tiba-tiba ngabari kalau dia udah ada di depan rumah. WTF! Kesalahan ketiga! 

Saya lagi nggak di rumah, dan dia maksa saya pulang? lol..

Jadi dia nggak ngasih tau in advance kalau mau datang, padahal beberapa hari belakangan ngobrol WA back and forth, rembugan alot.

Dia (mereka?) datang berempat, salah satunya sama perangkat desa.

Untuk memperparah keadaan, dia kirim foto uang puluhan juta, cash. Seharusnya nominalnya 90 juta. Kesalahan keempat.

Mungkin dia pikir, dengan foto bertumpuk uang cash di atas meja, bisa membujuk saya pulang, lol... nope!

Yas, jadi yang dimaksud "rembugan" tadi, situasinya saya lagi nagih uang perusahaan, yang udah telat bayar 6 bulan, dan saya mulai nagih sejak 4 bulan terakhir.

Saya sebenernya penasaran sama orang ini, datang ke rumah mau apa. Soalnya nomor rekening udah saya kasih ke perusahaan berulang-ulang setiap kali nagih.

Dan akhirnya ketahuan, dia datang bawa uang cash, hahaha.. dasar pekok! 

Orang paling nggak profesional. Maksudnya saya disuruh ngitung duit itu satu per satu. Manual gitu. 90 juta. Why?

Ngapain saya kirim email, ngasih nomor rekening, sebulan dua kali, ke email perusahaan, setiap kali nagih.

Dan orang ini datang ke rumah, bawa uang tunai. Canggih sekali.

Well katanya mau sekalian ttd berita acara dan permintaan maaf karena keterlambatan pembayaran.

Ya tapi ngapain cash, kenapa nggak transfer, bisa langsung dicek di HP, 5 detik selesai.

Anyway, akhirnya mereka pulang karena saya menolak pulang.

Rembugan lanjut via email dan WA sampai berhari-hari kemudian. Permintaan saya simpel: uang ditransfer aja, dan nggak perlu ttd berita acara gpp. Udah gitu aja dan masalah saya anggap selesai sepenuhnya.

Sayangnya orang itu maunya ketemu langsung, whatever reason.

Belakangan saya tau alasan orang itu mau rembugan ngobrol langsung face to face, karena.... uang nggak lengkap! 

Jadi yang seharusnya 90 juta, ternyata udah nggak genap, nggak tau pastinya kurang berapa. Siapa yang ngembat kekurangan? no clue.

Dan ternyata perusahaan nggak tau, dan nggak mau tau, kalau uangnya ada dikorup. Bahkan keterlambatan pembayaran pun bukan salah perusahaan, bukan salah bagian finance, tapi... kesalahan orang lapangan. 

Anyways, panjang ceritanya, makanya "rembugan" ini sampai berminggu-minggu.

--------

Tapi ada kesalahan terakhir yang paling bikin greget, sampai saya spesifik request ke perusahaan beberapa kali, untuk mengganti "negosiator" laknat ini.

"Saya nggak mau berurusan sama orang ini, ganti yang lain!"

Selain karena dia nggak profesional. Mau bayar cash, alih-alih transfer. Seenaknya sendiri bikin jadwal ketemu. Dst dst nggak bisa saya sebutin satu per satu betapa pekoknya orang ini.

Kesalahan terakhir. Dia salah nyebut nama saya. Dari awal sampai akhir, selama berminggu-minggu.

Jadi orang ini cuma bener nyebut nama saya ketika hari pertama, awal kali ngontak saya, dan terakhir kali ketika akhirnya "rembugan" selesai.

Berminggu-minggu selama rentang waktu bahas masalah keterlambatan ini, dia selalu manggil saya "Pak Tamson", "Mas Tamson". 

Sengaja saya biarin, nggak saya ralat. Saya pengen tau sejauh mana orang ini berkomitmen main trik psikologi. Yang mana ini adalah the oldest trick in the book, iykwim.

Tamson bukan nama orang.

Namaku pasaran banget, di indonesia, bahkan di dunia. Salah satu nama sahabat Nabi Isa. Seharusnya nggak mungkin salah, gampang diingat. Kok bisa berubah jadi Tamson?

Orang ini jelas main-main. Nggak ada respek sama saya. 

Nggak peduli dia sengaja melesetin namaku atau enggak, yang jelas dia udah ngeremehin saya sejak awal. Dan konsisten sampai akhir. 

Mind you, bahwa Tamson bukan termasuk auto correct. Also its not a word, it's not a persons name either.

Intinya... ketika orang ini balas "Maaf Pak Tamson, ini baru pulang diner dari restoran mahal, HP sengaja pura-pura saya tinggal di hotel bintang lima..." 

Batinku, oke.. you wanna play, lets play!

You call me Tamson, i'll make you suffer.

Sayangnya saya nggak tau endingnya orang ini gimana, lol.. kayaknya dia ini cuma outsource negosiator yang disewa perusahaan (atau disewa orang lapangan?) untuk menyelesaikan masalah. Tapi yang saya tau, orang lapangan yang korup, akhirnya dipecat.


------

Ah... lama nggak ngeblog. Iklan masih aktif. Coba nulis lagi, biar AdSense nggak hangus. Edit besok kalau kalau ada salah-salah, kalau sempet, kalau inget. Sekarang udah malam, saatnya bobok.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts